Wednesday 2 May 2018

Celoteh Tentang Album Baru The Corrs : Jupiter Calling



1. Album ini tidak dijual di Indonesia (sedih banget). Di tokopedia ada yang jual impor dengan harga kisaran Rp 400 ribu. Pengen banget beli, tapi belum punya duit. Harga segitu kemahalan. Akhirnya saya dengerin aja via Joox.

2. Apapun yang dikeluarkan oleh The Corrs saya pasti suka. Begitu album ini mucul, sekitar sebulan playlist saya album Jupiter Calling terus. Yang unik disini adalah, konon musiknya tidak banyak ditambah bebunyian elektronik / synthesizer, sehingga effort Sharon Corr sangat terasa membuat bebunyian dalam musik ini, contoh : double stops dalam lagu Son of Solomon dan sesekali memetiknya seperti gitar dalam lagu Chasing Shadow dan Butter Flutter. Keren!

3. Album ini unik, direkam secara live. Keren banget. Tapi saya kecewa dengan kualitas audionya. Terlalu biasa aja. Kalau mau membandingkan, album Home, Unplugged dan Live In Dublin sama-sama di rekam secara live, tapi kualitas musiknya ok banget. Mau di dengerin pake speaker aktif atau pake earphone sama-sama enak dan menarik di telinga. Seharusnya semua musik dalam album Jupiter Calling ini dibuat seperti lagu Ellis Island dan With Me Stay dalam album White Light, sama-sama akustik dan direkam di studio tapi kualitas audionya terasa jernih, surround dan memanjakan telinga. Salah siapa? Produsernya?

4. Vokal Andrea Corr yang melemah. Banyak yang meng-iya-kan kalau vokal Andrea sekarang cukup parau dan tidak sebening dahulu. Pada lagu A Love Divine terasa sekali vokalnya tipis dan serak di beberapa bagian. Alangkah baiknya jika vokal Andrea di poles  lagi agar terdengar lebih kuat dan mulus. 
Sepertinya Andrea sudah sulit mencapai nada-nada tinggi, hal ini juga yang menyebabkan beberapa musik diturunkan nadanya. Beberapa lagu dirasakan terlalu rendah untuk disenandungkan.

5. Beberapa lagu yang saya sukai di album ini, 
  1. Chasing Shadows
  2. Son of Solomon
  3. Butter Flutter
  4. Dear Life
  5. Hit My Ground Running
  6. Season of Our Love
  7. A Love Divine
Album ini menurut saya adalah album The Corrs yang paling folk, paling unik, paling mellow dan gloomy yang pernah saya dengar dari The Corrs. Semakin lama saya mendengarkan album ini, semakin saya merindukan album White Light, In Blue atau Talk On Corners. Saya amat sangat merindukan keseimbangan musik yang ditawarkan pada White Light. Saya menemukan The Corrs yang kekinian pada lagu I Do What I Like dan bisa merasakan atmosfir kesederhanaan dan ketradisionalan The Corrs dalam lagu Ellis Island, atau The Corrs yang kembali ke "kodratnya" yaitu Irish pop rock with catchy tune dalam lagu Stay. Sangat disayangkan tidak ada lagu instrumental dalam album ini. Beberapa track dalam lagu ini memang keren dan saya suka, tapi secara keseluruhan, Album ini kurang dapat menarik hati saya untuk mendengarkan keseluruhan lagu. Sorry to say, The Corrs :(